MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR MANUSIA DAN KEGELISAHAN

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Pada prinsipnya manusia merupakan makhluk yang diarahkan oleh motivasi dan cita-citanya. Hampir semua tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai usaha untuk memuaskan hasrat biologis mereka. Tetapi tujuan itu sering sulit atau bahkan kemungkinan kecil untuk dicapai.
Kegelisahan diartikan sebagai suatu kondisi dimana orang menghadapi halangan atau rintangan dalam mengatasi rintangan tersebut. Pada hakikatnya kegelisahan menunjuk pada motivasi yang terhalang dan dalam keadaan tak terpuaskan. Saat ini banyak orang yang merasa hidup sendiri dalam kehidupannya. Keadaan ini salah bila dikembalikan kepada pengertian manusia itu sendiri, bahwa selain manusia disebut makhluk individu karena memiliki ruh dan jiwa, manusia juga disebut sebagai makhluk sosial dimana manusia memerlukan orang lain dalam hidupnya.
Manusia yang merasa bahwa dia hanya sendiri merupakan suatu keadaan yang mereka ciptakan sendiri. Karena kadangkala manusia merasa dirinya berada ditempat yang paling rendah hingga akhirnya mereka membutuhkan suatu keadaan yang mungkin akan membuat perasaannya jauh lebih baik lagi. Hidup manusia tidak akan pernah seimbang dan akan seimbang bila manusia berada pada akhir hayatnya.
Manusia pasti merasakan berbagai macam rasa dihidupnya baik rasa yang berakibat baik maupun rasa yang berakibat buruk untuk hidupnya. Salah satu rasa yang diambil sebagai contoh adalah rasa gelisah atau  kegelisahan. Banyak orang berpikir bahwa kegelisahan merupakan keadaan yang tidak “diinginkan”. Tetapi para ahli jiwa berpikir bahwa kegelisahan merupakan kondisi hidup manusia atau sebagai “kawan akrab” yang memberi stimulus kepada tingkah laku manusia. Kegelisahan yang tak terhindarkan disebabkan oleh kompleksitas manusia, lingkungan dimana ia tinggal, dan keterbatasan fisik dan jiwanya. Alasan mendasar mengapa manusia gelisah adalah karena manusia memiliki hati dan perasaan. Bentuk kegelisahannya berupa keterasingan, kesepian, dan ketidakpastian. Perasaan-perasaan ini silih berganti dengan kebahagiaan, kegembiraan dalam kehidupan manusia. Perasaan seseorang yang sedang gelisah ialah hatinya tidak tentram, merasa khawatir, cemas, takut, jijik, dan sebagainya.
Dalam gambaran tentang rasa hidup manusia diatas yang mengenai kegelisahan, dapat sedikit memberi pendapat bahwa rasa gelisah cukup berperan dalam hidup manusia dan kegelisahan yang cukup lama akan menghilangkan kemampuan manusia untuk merasa bahagia. Maka dari itu saya merasa tertarik untuk lebih memperdalamnya, sehingga dari uraian diatas saya memilih judul “MANUSIA DAN KEGELISAHAN”.

1.2 Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian kegelisahan.
2.    Untuk mengetahui penyebab terjadinya kegelisahan.
3.    Untuk mengetahui bentuk – bentuk kegelisahan.
4.    Untuk mengetahui cara mengatasi kegelisahan.

1.3 Manfaat
1.    Dapat dijadikan sebagai salah satu media memperoleh informasi.
2.    Dapat dijadikan pembelajaran sehingga akan meningkatkan pemahaman pembaca.
3.    Menjadi bacaan atau referensi bagi yang memerlukan.



BAB II
RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah pengertian kegelisahan?
2. Apakah faktor penyebab terjadinya kegelisahan?
3. Apa saja bentuk-bentuk kegelisahan?
4. Bagaimana cara mengatasi kegelisahan?



BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata “gelisah”. Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu khawatir, tidak dapat tenang (tidurnya), tidak sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, artinya merasa gelisah, khawatir, cemas atau takut dan jijik. Rasa gelisah ini sesuai dengan suatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia yang gelisah itu dihantui rasa khawatir atau takut. Manusia suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Kegelisahan yang cukup lama akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia.
Manusia selama ini seringkali tenggelam dalam kegelisahan. Berbagai penyebab kegelisahan telah menyita waktu dan perhatian manusia, dan sayangnya banyak yang tidak menyadari betapa mengganggunya kegelisahan itu. Kegelisahan yang timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan mereka di dalam pikiran kita melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk mengerti bahaya perasaan keakuan dan melalui khayalan yang melambung serta kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda. Hanya jika kita dapat melihat suatu kejadian atau benda dengan apa adanya, bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang kekal di dunia ini dan bahwa keakuan kita sendiri merupakan khayalan liar yang membawa kekacauan dalam pikiran yang tidak terlatih. Kegelisahan adalah suatu rasa tidak tenteram, tidak tenang, tidak sabar, rasa khawatir atau cemas pada manusia. Kegelisahan merupakan gejala universal yang ada pada manusia manapun. Namun kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingakah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu. Jadi, kegelisahan merupakan sesuatu yang unik sebagai manifestasi dari perasaan tidak tenteram, khawatir, ataupun cemas.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkahlaku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala gerak gerik atau tingkah laku itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala, duduk merenung sambil memegang kepala, duduk dengan wajah murung, malas bicara, dan lain-lain. Kegelisahan juga merupakan ekspresi dari kecemasan. Masalah kecemasan atau kagalisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan manusia untuk dapat mengetahui hal-hal yang akan datang atau yang belum terjadi. Hal ini terjadi misalnya karena adanya suatu harapan, atau adanya ancaman. Manusia gelisah karena takut terhadap dosa-dosa dan pelanggaran (yang telah dilakukan), takut terhadap hasil kerja (tidak memenuhi kepuasan spiritual), takut akan kehilangan milik (harta dan jabatan), atau takut menghadapi keadaan masa depan (yang tidak disukai). Sedangkan sumber kegelisahan berasal dari dalam diri manusia (internal) misalnya rasa lapar, haus, rasa sepi, dan dari luar diri manusia (eksternal) misalnya kegelisahan karena diancam seseorang.
Penyebab lain kegelisahan karena adanya kemampuan seseorang untuk membaca dunia dan mengetahui misteri hidup. Kehidupan ini yang menyebabkan mereka menjadi gelisah. Mereka sendiri sering tidak tahu mengapa mereka gelisah, mereka hidupnya kosong dan tidak mempunyai arti. Orang yang tidak mempunyai dasar dalam menjalankan tugas (hidup), sering ditimpa kegelisahan. Kegelisahan yang demikian sifatnya abstrak sehingga disebut kegelisahan murni, yaitu kegelisahan murni tanpa mengetahui apa penyebabnya. Bentuk- bentuk kegelisahan manusia berupa keterasingan, kesepian, ketidakpastian. Perasaan-perasaan semacam ini silih berganti dengan kebahagiaan, kegembiraan dalam kehidupan manusia.  Tentang perasaan kegelisahan ini, Sigmund Freud membedakannya menjadi tiga macam, yaitu :

1.    Kegelisahan Obyektif (Kenyataan)
Kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan dan kegelisahan ini timbul akibat adanya pengaruh dari luar atau lingkungan sekitar. Contoh :  Tini seorang ibu muda, mempunyai anak berumur dua tahun, Tina namanya. Tina tumbuh sehat, montok, lucu, lincah, dan sangat akrab dengan ibunya. Hampir seluruh waktu Tini tercurahkan untuk Tina. Ia keluar kerja demi Tina, anak yang baru seorang itu. Sekonyong-konyong Tina sakit; muntah-muntah disertai buang air. Tini bingung, anaknya segera dibawa kerumah sakit. Kata dokter, Tina harus dirawat di rumah sakit dan tidak boleh ditunggui. Tina menangis terus, tetapi ibunya harus meninggalkannya. Tina gelisah, cemas, khawatir, memikirkan nasib anaknya. Pada contoh tersebut jelas bagi kita, bahwa kegelisahan yang diderita oleh ibu Tini adalah karena adanya bahaya dari luar yang mengancam anaknya.



2.    Kegelisahan Neurotik (Saraf)
Kegelisahan ini berhubungan dengan sistem syaraf. Syaraf-syaraf yang bekerja secara alami ketika tubuh merasa terancam atau mengetahui akan ada suatu hal berbahaya yang akan terjadi. Tubuh tidak diperintahkan untuk melakukannya. Singkatnya kegelisahan ini ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya naluriah.
Contohnya: Kegelisahan para peserta Indonesia Mencari Bakat ketika akan mengetahui siapa yang harus pulang pada malam mereka tampil dan kegelisahan murid-murid sekolah ketika menunggu hasil ujian akhir.

3.    Kegelisahan moral
Kegelisahan ini mucul dari dalam diri sendiri. Sebagian besar karena rasa bersalah atau malu dalam ego yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan bahaya dari hati nurani. Hal ini timbul karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai hari nurani dan sadar atau tidak mereka tahu mana hal yang benar dan mana yang salah. Walaupun mereka melakukan kejahatan, setiap orang pastilah tahu hal yang dilakukannya itu adalah salah. Keadaan mungkin yang memaksa mereka melakukannya. Jadi, mereka tetap mempunyai rasa bersalah dan mengalami kegelisahan moral itu.
Contohnya: Setelah terungkap permasalahan korupsi di tubuh KPU, banyak pihak yang terkait merasa gelisah.

3.2 Faktor Penyebab Kegelisahan
Pada prinsipnya manusia merupakan mahluk hidup yang diarahkan oleh motivasi dan cita-citanya. Hampir semua tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai usaha untuk memuaskan hasrat biologis mereka. Tetapi tujuan itu sering sulit atau bahkan kemungkinan kecil untuk di capai. Oleh sebab itu kegelisahan dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
1.    Lalai dalam Mengingat Allah
Dalam beberapa hadits dan riwayat Shahih disebutkan bahwa kegelisahan dalam keadaan tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah. Dalam berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, mengentengkan perintah serta larangan-Nya. Terkadang kegelisahan dapat muncul dari godaan setan yang dapat mengguncangkan  jiwa.
Seseorang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa kegelisahan bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak negatifnya.

2.    Cinta Diri
Kecintaan seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang wajar, namun sebagian orang telah berlebihan dalam mempertahankan cinta tersebut sehingga terbebani dengan berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud cinta diri adalah kecintaan yang melampaui batas. Dapat berupa perhatian berlebihan terhadap diri sendiri serta sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu, sehingga tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit tersebut.
Perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia, mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh, dan mau melaksanakan perintahnya secara keseluruhan demi memperoleh  kerelaannya.

3.    Gejolak Hati
Terkadang kegelisahan muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika seseorang tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya, seseorang tersebut akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan kegelisahan. Misalnya seorang anak kecil megotori badannya, maka akan ada guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman dari ibunya dengan cara mencuci kotoran tersebut berulang kali. Dari pengulangan itu memberikan kemungkinan muncul pemikiran yang disertai perasaan gelisah.

4.    Rasa Takut dan Malu
Sifat malu merupakan salah satu diantara faktor penyebab kegelisahan, sebab seorang pemalu adalah orang yang takut sehingga hanya berdiam diri. Hal ini banyak terjadi pada masa kecil seseorang yang mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, sehingga pada masa dewasanya tidak mampu menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar.
Permasalahn Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam kegelisahan.

5.    Keadaan Fisik
Seseorang yang pernah mendengar bayi menagis meminta air susu ataupun karena kesakitan akan tahu bahwa kegelisahan, kekhawatiran memegang peran dalam kehidupan bayi. Pengalaman yang didapat bayi dalam menghadapi kegelisahan, kekhawatiran, dan ketakutan ini akan berpengaruh pada masa selanjutnya, baik pada level sadar maupun tidak sadar. Pada masa dewasa ketidakmampuan fisik bukan merupakan sumber kegelisahan yang pokok, kecuali pada masa epidemi, banjir, gempa bumi, dan bencana lainnya. Dengan adanya kemajuan di bidang kedokteran, meteorologi, dan geofisika, kegelisahan yang ditimbulkan sumber ini dapat semakin dikurangi.
Kegelisahan dan kekhawatiran yang di timbulkan oleh sebab-sebab fisik tentu saja harus menghinggapi orang yang mempunyai cacat fisik seperti kebutaan, kelumpuhan, ketulian, dan sebagainya. Pada masa tua, keterbatasan fisik menjadi penyabab utama dari kegelisahan manusia. Kekuatan, pancaindera, potensi, dan kapasitas intelektuan mulai turun pada tahap-tahap tertentu, dan sekali lagi orang-orang usia lanjut harus menyesuaikan diri kembali dengan ketidakberdayaannya. Kegelisahan akan semakin menjadi-jadi jika orang usia lanjut masih menginginkan sesuatu atau motif-motif seperti saat berusia muda. Tragedi yang selalu dapat ditemui pada orang tua, ialah bahwa bukan karena menjadi tua, sebab ini adalah proses alami yang tak dapat dihindari, tetapi karena adanya ketidaksiapan perubahan peran, sikap dan motuf-motif pada saat usia semakin tua.

6.    Lingkungan Sosial
Sumber kegelisahan manusia ikut berubah sebagai mana perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Manusia satu dengan lainnya saling bergantung satu sama lain, sehingga jika orang satu dengan lainnya tidak dapat saling memberi seperti yang diharapkan, maka hal ini dapat menjadi sumber kegelisahan. Manusia akan membutuhkan orang lain dalam hal status sosial, cinta kasih, rangsangan intelektual, dan sebagainya.
Motif-motif sosial akan selalu berubah, tergantung pada orang lain yang terkadang menghalanginya dengan berbagai hal dan motif. Hal ini akan berlangsung seumur hidup manusia sehingga dapat menjadi penyabab utama dari kegelisahan.

7.    Motif yang bertentangan
Sumber kegelisahan yang paling rumit ialah pertentangan antara dua motif atau lebih hakikat, dimana harus mengorbankan motif lain yang ia miliki. Kadang-kadang ini muncul karena keterbatasan jumlah keinginan yang dapat di capai pada suatu saat., sebab motif-motif dapat muncul secara bersamaan dan membutuhkan cara-cara yang berbeda untuk mencapainya. Sebagai contoh kita tak dapat menelpon dua orang pada saat yang bersamaan, atau juga seorang pemuda tidak dapat membawa dua orang gadis cantik yang dipacarinya menonton kebioskop. Konflik yang lebih rumit lagi terjadi jika pencapaian suatu motif harus mengorbankan motif yang lainnya. Seorang pemuda yang mempunyai minat yang sangat besar terhadap ilmu kedokteran dan musik sekaligus akan mengalami konflik yang akan menjadi sebab kegeliahannya. Jika ia ingin menjadi dokter yang baik ia harus meninggalkan cita-citanya sebagai musikus yang profesional, dan demikian juga sebaliknya. Kegelisahan ini akan berlangsung lama dan bukan hanya  
        Konflik yang lebih sulit lagi ialah jika pemuasan terhadap salah satu motif malah menguatkan motif yang bertentangan. Kita akan melihat contoh sebagai berikut. Seorang gadis yang mempunyai motivasi kuat untuk menjadi seorang yang sangat bermoral tetapi ia terlibat percintaan dengan pemuda yang kelihatan nya kurang bertanggungjawab. Untuk waktu yang lama ia berusaha keras untuk tidak berhubungan lebih intim lagi dengan pemuda itu karena motivasi moralnya yang kuat, tetapi dengan demikian ia mengorbankan keinginannya untuk berhubungan lebih erat dengan lawan jenisnya. Jika ia ingin memuaskan keinginannya yang terakhir ini ia akan mengorbankan cita-citanya yang telah ia dapatkan dengan susah payah. Pertentangan motif seperti ini akan menimbulkan kegelisahan dalam jangka waktu yang lama.
        Konflik keinginan yang menimbulkan kegelisahan hidup manusia adalah hal yang tak terhindarkan, sebab manusia merupakan bentuk organisme yang di anugrahkan dengan keinginan yang multi komplek. Dalam abad modern macam ini selalu muncul keinginan-keinginan yang kontradiktoris. Keinginan sebagai makhluk bermoral tetapi juga ingin hal-hal yang bersifat keduniaan wian sering terjadi. Dalam dunia perguruan tinggi, mahasiswa ingin memperoleh nilai tinggi yang mengakibatkannya harus belajar keras dan godaan untuk berlaku santai  maupun kegiatan bermasyarakat yang ingin diterjuninya membawa konflik dan sekaligus kegelisahan.
A.       Approach-approach Conflict
Konflik ini terjadi bila individu menghadapi dua motif yang sangat menarik. Sebagai contoh seorang anak mempunyai uang Rp. 500 ia pergi ke toko untuk membeli permen, ia akan bingung memilih bermacam-macam permen yang semuanya menarik seleranya.


B.       Avoidance-avoidance Conflict
Konflik jenis ini individu dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama tidak member kepuasan baginya. Ia ingin menghindari keduanya, tetapi ia tak dapat menghindari yang satu tanpa tidak menghadapi yang lain. Sebagai contoh seorang anak kecil menghadapi dua pilihan, minum obat yang pahit atau jika tidak meminumnya ia akan dihukum oleh ibunya. Konflik ini muncul karena tekanan dari luar dan bukan berasal dari dalam.
C.      Approach avoidance Conflict
Konflik jenis ini disebabkan oleh pilihan yang tersedia mengandung dua hal yang bertentangan dengan keinginannya, tetapi sekaligus menyenangkannya.

3.3 Bentuk-bentuk Kegelisahan
Bentuk-bentuk kegelisahan dalam diri manusia dapat terdiri dari:
3.3.1     Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan berasal dari kata dasar asing yang artinya sendiri, tidak dikenal orang. Sehingga terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi keterasingan berarti hal-hal yang berkenaaan dengan tersisihkan dari pergaulan atau terpisah dengan orang lain.

Sebab-sebab keterasingan
            Sebab-sebab Keterasingan karena adanya perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Perbuatan ini antara lain: mencuri, membunuh, melakukan pelecehan seksual, bersifat angkuh atau sombong, dan kaku, suka berkelahi dan sikap rendah diri.
            Sikap rendah diri menurut Alex Gunur  adalah sikap kurang baik. Sikap ini menganggap atau merasa dirinya selalu atau tidak berharga, tidak atau kurang laku, tidak atau kurang mampu dihadapan orang lain, sehingga merasa dirinya lebih rendah dari orang lain. Sikap ini juga disebut sikap minder, jadi, bukan orang lain yang memandang dirinya rendah, tetapi justru dirinya sendiri. Sebab-sebab seseorang bersikap rendah diri, antara lain:
1.    Keterasingan karena cacat fisik
Cacat fisik tidak membuat hidup terasing karena cacat fisik itu adalah kehendak tuhan, namun manusia merasa malu bila mengalami cacat fisik. Maka jika seseorang mengalami cacat fisik akan tersingkir dari pergaulan ramai dan mengalami hidup keterasingan.
2.    Keterasingan karena sosial ekonomi
Ekonomi kuat atau lemah adalah anugerah tuhan. Manusia tidak boleh membanggakan kekayaan. Tetapi orang tidak boleh pula merasa rendah diri karena keadaan ekonomi yang sangat rendah. Namun pada kenyatannya orang yang lemah ekonomi seringkali merasa rendah diri dan orang lain membanggakan kekayannya.
3.    Keterasingan karena rendah pendidikan
Seseorang yang merasa rendah diri karena pendidikannya berakibat kurang dapat mengetahui jalan pikiran orang yang berpendidikan tinggi dan banyak pengalaman sehingga suka menyendiri dan mengasingkan diri karena serba sulit menempatkan diri.
4.    Keterasingan karena perbuatannya
Orang terpaksa hidup dalam keterasingan karena merasa malu, akibat dari perbuatannya yang tidak bisa diterima oleh masyarakat.
Usaha-usaha untuk mengatasi keterasingan
Untuk mengatasi keterasingan perlu kesadaran yang tinggi, karena apa yang mereka lakukan dianggapnya benar. Seseorang yang rendah diri adalah yang memiliki sikap yang sadar akan kekurangnnya. Untuk meningkatkan harga dirinya harus banyak belajar dan banyak bergaul Jika dilakukan akhirnya menjadi terbiasa.

3.3.2     Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengang, tidak Ramai, tidak ada orang atau kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak pembeli, tak ada apa- apa, dan sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi atau hal sepi. Sebagai contoh, seorang ibu merasa kesepian setelah anaknya menikah dan berumah sendiri. Berdasarkan contoh ini dapat terlihat bahwa setiap orang pernah mengalami kesepian. Karna kesepian merupakan bagian hidup manusia, lama atau sebentar perasaan kesepian ini bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.

Sebab-Sebab Terjadinya Kesepian
Penyebab terjadinya kesepian bermacam-macam. Frustasi pun dapat menjadi penyebab kesepian, seperti seseorang yang bersangkutan tidak mau diganggu karena ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Bila kita perhatikan sepintas, mungkin telihat bahwa keterasingan dan kesepian serupa, tetapi sebenarnya tidak sama walaupun ada hubungannya. Beda antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat.



Hakikat Kesepian Akibat Takut Kehilangan Hak Nama Baik
            Nama baik merupakan harapan setiap orang. Bahkan orang tak takut mati demi menjaga nama baik. Meskipun sudah berhati-hati menjaganya mungkin juga orang masih berbuat salah. Sehingga tercemar nama baiknya. Untuk ini seringkali yang bersangkutan terpaksa hidup mengasingkan diri, akibatnya kesepian. Sebagai contohnya karena tersangkut kasus korupsi, tuan Adi tak pernah lagi  menampakkan diri karena malu. Akibatnya ia sekarang merasa kesepian.

3.3.3     Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya) atau mendua, atau apa yang dipikirkan tidak searah, kemana tujuan tidak jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakpastian atau ketidaktentuan itu adalah bagian dari hidup manusia. Setiap orang hidup pernah mengalaminya. Bahkan anak kecil sekalipun pernah mengalaminya, misalnya, ketika ditinggalkan ibunya, ia menangis kebingungan. Kebingungan itu menunjukan ketidakpastian.

Sebab-Sebab Terjadinya Ketidakpastian
Menurut Siti Meichati dalam bukunya ketidakpastian  itu disebabkan oleh beberapa sebab, yaitu:
1.    Obsesi
Merupakan gejala Neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan atau sebab-sebab tak diketahui oleh penderita. Misalnya, selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia. 
2.    Phobia
Ialah rasa ketakutan yang tak terkendalikan, tidak normal, kepada suatu hal atau kejadian, tanpa diketahui sebabnya.
3.    Kompulsi
Ialah adanya keragu-raguan yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari untuk selalu melakukan pebuatan-perbuatan yang serupa berulang kali (neurose).
4.    Histeria
Ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalamn pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain.
5.    Delusi
Menunjukan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkansuatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman.
6.    Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindra. Seperti para prewangan (medium) dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi.
Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakaian obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi orang-orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini Nampak dalam perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri).
7.    Keadaan Emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat terpengaruh oleh emosinya. Ia sampai pada keseluruhan pribadinya seperti gangguan pada nafsu makan, pusing, muka merah, nadi cepat, keringat serta tekanan darah tinggi atau lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dan karena itu dilepaskan di dalam gerakan-gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara.

3.4 Cara Mengatasi Kegelisahan
Untuk menghadapi kegelisahan biasanya dengan menggunakan sikap positif yang bisa berlaku umum. Ini akan berwujud tindakan-tindakan yang sangat dianjurkan yaitu meliputi:
1.    Hadapi dan rencanakan segala kemungkinan problem yang timbul dan sikap yang dibayangkan akan terjadi, sampai pada yang sejelek mungkin.
2.    Susunlah persiapan cara-cara menghadapinya beserta pemecahannya.
3.    Mendeteksi sebanyak mungkin tentang hal-hal yang menyebabkan gelisah termasuk didalamnya, sebab-sebab dan problemanya.
4.    Hadapilah dengan tabah kegelisahan berserta sebab-sebab dan problemanya dan bersiap sedia.
5.    Jika mampu meskipun mungkin tidak dapat secara spontan hilangkanlah sebab-sebab kegelisahan yang ada.
6.    Ajaklah orang lain bekerja sama dalam mengatasi kegelisahan ini paling tidak untuk ikut memikirkan atau memberi perhatian atau memahami keadaan saudara.
Dari keenam jalan yang tersebut di atas itu bagi penderita tentu tak bisa dengan terang atau pas dalam melaksanaka kecuali jika kegelisahannya telah berhenti. Jadi memang harus ada orang lain yang mau membantunya.


BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kegelisahan merupakan bagian hidup manusia. Setiap manusia, dengan tidak memperdulikan  segala latar belakang dan kemampuannya pasti akan mengalami kegelisahan, entah sebentar atau lama, relative ringan ataupun berat. Yang demikian ini boleh jadi sangat wajar mengingat manusia mempunyai hati dan perasaan.
Berbicara tentang manusia, berbicara pula tentang media tempat manusia hidup yaitu Dunia. Untuk bisa memahami hakikat manusia maka harus pula memahami hakikat dunia dan hakikat kehidupan manusia didunia. Pada dasarnya konsep mendiami dunia mengandung arti pemenuhan kebutuhan atas aspek-aspek yang membentuk manusia. Apabila manusia tidak bisa menjaga hakikat dirinya dan hakikat hidupnya maka yang timbul adalah kegelisahan .sumber dari kegelisahan adalah hawa nafsu dan sikap pamrih (tidak ikhlas). Kedua hal ini akan menyebabkan munculnya sikap keserakahan dan konflik yang juga memunculkan ketakutan, kekecewaan, dan pada akhirnya adalah kegelisahan.
Adapun bentuk-bentuk kegelisahan berupa keterasingan, kesepian, dan ketidakpastian mempunyai hubungan yang erat dan mempengaruhi satu sama lain. Keterasingan dalam satu dan lain kesempatan bisa membuahkan kegelisahan. Dan sebaliknya, kegelisahan yang begitu hebat bisa saja menimbulkan keterasingan. Kemudian dari keterasingan yang dialami seseorang  bisa saja menciptakan kondisi kesepian dan karena kesepian itupun bisa saja menimbulkan ketidakpastian. Keterasingan bisa jadi merupakan  perilaku sosiopatik dan sikap apatis yang tidak menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan tidak bisa hidup sendiri.