MAKALAH ILMU
BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN
KEBUDAYAAN
oleh
Muhammad Khashaish Rabbani
54415682
1IA02
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS ILMU
KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
2014/2015
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penyusun bisa menyusun
dan menyajikan Makalah Ilmu Budaya Dasar ini yang berisi tentang keterkaitan
manusia dengan kebudayaan. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah Budaya
Sosial Dasar ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna
menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun
makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan Makalah
Budaya Sosial Dasar ini terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga
membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis.
Depok, 6 Maret
2016
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
..............................................................................
i
DAFTAR ISI
......................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG.......................................................................
1
1.2. RUMUSAN
MASALAH..................................... ............................... 1
1.3. TUJUAN
PENULISAN..................................... ...............................
1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN HAKIKAT
MANUSIA....................................................... 2
2.1. KEPRIBADIAN BANGSA
TIMUR.......................................................... 3
2.3. PENGERTIAN, UNSUR, FAKTOR PERUBAHAN
KEBUDAYAAN........................ 4
2.4. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN
KEBUDAYAAN........................................ 8
2.5. WUJUD DARI KEBUDAYAAN
PERBEDAAN.............................................. 9
2.6. ORIENTASI NILAI
BUDAYA.............................................................. 10
BAB III: PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN.............................................................................
12
3.2.
SARAN....................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA
..............................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki
jenis kebudayaan yang beragam. Di setiap daerah memiliki adat istiadat yang
berbeda pula oleh karena itu manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak
dapat dipisahkan karena dimana kita tinggal disitu pula terdapat kebudayaan.
Manusia adalah makhluk sosial yang
berinteraksi dengan satu sama lain. Setiap manusia memiliki kebudayaan yang
berbeda beda sesuai dengan lingkungannya, walaupun demikian hal itu tidak
menjadi hambatan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan kebudayaan
seperti faktor lingkungan, alam, dan manusia itu sendiri dan berbagai faktor
lainnya seiring dengan berkembangnnya teknologi informasi.
Masih banyak yang belum
dipaparkan secara jelas dan terperinci. Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut
maka dalam penyusunan tugas ini, penulis memilih judul “MANUSIA DAN
KEBUDAYAAN”
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pengertian hakikat manusia ?
1.2.2 Kepribadian bangsa timur ?
1.2.3 Pengertian, unsur, dan faktor perubahan kebudayaan ?
1.2.4 Hubungan manusia dengan kebudayaan ?
1.2.5 Wujud dari kebudayaan ?
1.2.6 Orientasi nilai budaya ?
1.2.1 Pengertian hakikat manusia ?
1.2.2 Kepribadian bangsa timur ?
1.2.3 Pengertian, unsur, dan faktor perubahan kebudayaan ?
1.2.4 Hubungan manusia dengan kebudayaan ?
1.2.5 Wujud dari kebudayaan ?
1.2.6 Orientasi nilai budaya ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui pengertian hakikat manusia.
1.3.2 Mengatahui Bagaimana kepribadian bangsa timur.
1.2.3 Mengetahui pengertian, unsur, dan faktor perubahan kebudayaan.
1.2.4 Mengetahui hubungan manusia dengan kebudayaan.
1.2.5 Mengetahui wujud dari kebudayaan.
1.2.6 Mengetahui orientasi nilai budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengetian Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah peran ataupun
fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia. Kata manusia berasal dari
kata ” manu ” dari bahasa Sanksekerta atau ” mens ” dari bahasa Latin yang
berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan ” homo ” yang juga
berasal dari bahasa Latin. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia
dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan
akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di
dunia. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat
paling tinggi di antara ciptaan yang lain.
Pada dasarnya manusia diciptakan
oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial. Berikut penjelasan yang lebih rinci mengenai makhluk individu dan
makhluk sosial.
·
Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia sebagai
makhluk individu mempunyai sifat-sifat individu khas yang berbeda
dengan manusia
lainnya. Manusia berbeda dengan manusia lainnya. Manusia sebagai
individu bersifat
nyata, yaitu mereka berupaya untuk selalu merealisasikan kepenti
ngan, kebutuhan, dan
potensi pribadi yang dimilikinya. Hal tersebut akan terus me
nerus berkembang
menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan yang dialaminya
dan pertumbuhan yang
ada pada dirinya. Setiap manusia senantiasa akan berusaha
mengembangkan
kemampuan pribadinya guna memenuhi berbagai kebutuhan dan
mempertahankan
hidupnya
·
Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia pada hakikatnya
adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak dapat hi
dup tanpa bantuan orang
lain. Setiap manusia normal memerlukan orang lain dan hi
dup bersama-sama dengan
orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyata
an ini sesuai dengan
pendapat Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah zoom
politicon, yang berarti
selain sebagai makhluk individu.
manusia juga termasuk dalam makhluk sosial yang harus
berinteraksi dengan manusia lain. Pada zaman purba, ketika kebutuhannya belum
lengkap. Manusia sering memenuhi kebutuhannya dengan membuat dan mencari
sendiri. Namun dengan semakin meningkat kebutuhan hidupnya, manusia membutuhkan
orang lain untuk mendukung kehidupannya. Pada perkembangan secara lebih luas
dan kompleks, manusia membutuhkan tata masyarakat, lembaga-lembaga sosial, dan
juga membutuhkan negara.
2.2 Kepribadian Bangsa Timur
Kepribadian diartikan
sebagai suatu pola sikap yang mencerminkan sifat atau karakter seseorang dengan
lingkungannya. Kepribadian bangsa timur dapat diartikan sebagai suatu sikap
yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap
lingkungannya. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang
mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam
berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat.
Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster
protes dan di Negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian bangsa timur
juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun
dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang mencerminkan
negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat
Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata dengan
lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh
dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu
nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut
merupakan ciri khas kepribadian yang unik.
Bangsa timur erat
kaitannya dengan rasa sosialisasi dan rasa solidaritas yang tinggi. Misalnya
saling tolong menolong dan bergotong royong yang dilakukan bersama-sama. Hal
tersebut bagi bangsa timur merupakan suatu sikap yang bertujuan untuk
mempererat tali persaudaraan. Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih
kental dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara
tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur.
Misalnya bangsa Indonesia
masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari
masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas
daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong. Terbuka dengan negara lain
merupakan salah satu kepribadian yang dimilki oleh bangsa timur.
2.3 Pengertian, Unsur, dan Faktor Perubahan Kebudayaan
2.3.1 Pengertian Kebudayaan
Secara etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
“budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal.
Sedangkan ahli antropologi yang memberikan definisi tentang kebudayaan secara
sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku yang berjudul “Primitive
Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang di dalamnya
terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai
anggota masyarakat. Pada sisi yang agak berbeda.
Koentjaraningrat mendefinisikan
kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang
teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang
semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara
belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupanan masyarakat.
Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan
dihasilkan manusia, yang melipu
ti :
·
Kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang
meliputi benda-benda ciptaan
manusia, misalnya
kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain.
·
Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu
semua hal yang tidak
dapat dilihat dan diraba,
misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan, dan
sebagainya
2. Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif
(biologis), melainkan hanya mungkin
diperoleh dengan cara belajar.
3. Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Tanpa masyarakan kemung
kinannya sangat kecil untuk
membentuk kebudayaan. Sebaliknya, tanpa kebudayaan
tidak mungkin manusia dapat
mempertahankan kehidupannya.
2.3.2 Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh
unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh
unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
1. Kesenian
2. Sistem teknologi dan peralatan
3. Sistem organisasi masyarakat
4. Bahasa
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
6. Sistem pengetahuan
7. Sistem religi
Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita
memang sudah mulai memudar, faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi
pertumbuhan kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak muda jaman
sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga mengikuti
perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan hanya orang-orang
tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita
tetapi juga para anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara
sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya universal
yaitu :
1. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia
juga memerlukan sesuatu yang dapat me
menuhi kebutuhan psikis mereka. sehingga
lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2. Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu
menciptakan barang – barang dan sesuatu
yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan
hidup dan membedakan manusia dengan
makhluk hidup yang lain.
3. Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran
manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai
makhluk yang paling sempurna namun tetap
memiliki kelemahan dan kelebihan masing
masing antar individu sehingga timbul
rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
4. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode,
tulisan hingga berubah sebagai lisan un
tuk mempermudah komunikasi antar sesama
manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang
dijadikan bahasa universal seperti bahasa
Inggris.
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu
menciptakan barang – barang dan sesuatu
yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan
hidup dan membedakan manusia dengam
makhluk hidup yang lain.
6. Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap
manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda se
hingga memunculkan dan mendapatkan
sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu di
sampaikan agar yang lain juga mengerti.
7. Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang
Maha Pencipta yang muncul karena
kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan
Maha Kuasa.
2.3.3 Faktor Perubahan Kebudayaan
Pengertian perubahan kebudayaan sendiri adalah adanya ketidak sesuaian di
an-
tara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda,
sehingga terjadilah keadaan yang ti- dak sesuai dengan fungsinya bagi
kehidupan.
Perubahan
kebudayaan yang terjadi dalam suatu bangsa tidak luput dari faktor-faktor yang
mempengaruhi. Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi m-
enjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1.
Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari
masyarakat itu sendiri yang menyebabkan perubahan kebudayaan, yang diantaranya
·
Perubahan penduduk, seperti: Kelahiran,
Kematian, dan Migrasi.
·
Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide
atau alat baru yang sebelumnya
belum pernah
ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru (Invention), dan p-
roses
pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada (Innovation).
·
Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik
dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya
menjadi pendiam, murung, tidak mau bergaul, atau bahkan berusaha memperbaiki
keadaan tersebut supaya menjadi lebih baik.
·
Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan
perubahan pada struktur pemerintahan pada suatu negara.
2. Faktor ekstern merupakan faktor
yang berasal dari luar masyarakat melalui interak
si sosial yang mendorong
terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
·
Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang
mendasar pada suatu negara baik seluruh wujud budaya
·
Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal
ini disebabkan oleh tindakan manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan alam,
seperti mebuang sampah sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus menerus
di lahan pertanian, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan manusia
sendiri seperti kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana
umum lainnya.
·
Pengaruh budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan
(Difusi), Pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat
khasnya (Akulturasi), dan budaya yang lama sama sekali (Asimilasi).
2.4 Hubungan Manusia dengan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan
antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai perilaku kebudayaan,dan
kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan sehari-hari oleh manusia
Di dunia sosiologi
manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksud- nya walaupun
keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika manusia
menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia. Contoh-Contoh
Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan :
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor
kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung
dan Minangkabau. Di Minangkabau biasa
nya pihak permpuan yang melamar
sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang
melamar.
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban
dan rural ways of life)
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan
di kota dengan seorang anak yang di besar
kan di desa. Anak kota bersikap lebih
terbuka dan berani untuk menonjolkan diri
di antara teman-temannya sedangkan
seorang anak desa lebih mempunyai sikap
percaya pada diri sendiri dan sikap
menilai ( sense of value ).
3. Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan
sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi,
rendah dan menengah.
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu
agama pun melahirkan kepribadian yang
berbeda-beda di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter
berbeda dengan kepribadian seorang pengacara
dan itu semua berpengaruh pada suasana
kekeluargaan dan cara mereka bergaul.
2.5 Wujud Kebudayaan
Wujud kebudayaan dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
1. Wujud Gagasan
Budaya dalam wujud gagasan/ide ini
bersifat abstrak dan tempatnya ada dalam alam
pikiran tiap warga pendukung budaya yang
bersangkutan sehingga tidak dapat diraba
atau difoto. Sistem gagasan yang telah
dipelajari oleh setiap warga pendukung budaya
sejak dini sangat menentukan sifat dan
cara berpikir serta tingkah laku warga pendu-
kung budaya tersebut. Gagasan-gagasan
inilah yang akhirnya menghasilkan berbagai
berbagai hasil karya manusia berdasarkan
sistem nilai, cara berfikir dan pola tingkah
laku. Wujud budaya dalam bentuk sistem
gagasan ini biasa juga disebut sistem nilai
budaya.
2. Wujud Perilaku (Aktivitas)
Budaya dalam wujud perilaku berpola
menurut ide/gagasan yang ada. Wujud perilaku
ini bersifat konkrit dapat dilihat dan
didokumentasikan (difoto dan difilm).
Contoh: Petani sedang bekerja di sawah,
orang sedang menari dengan lemah gemulai,
orang sedang berbicara dan lain-lain.
Masing-masing aktivitas tersebut berada dalam
satu sistem tindakan dan tingkah laku.
3. Wujud Benda Hasil Budaya
Semua benda hasil karya manusia tersebut
bersifat konkrit, dapat diraba dan difoto.
Kebudayaan dalam wujud konkrit ini
disebut kebudayaan fisik.
Contoh: bangunan bangunan megah seperti
piramida, tembok cina, menhir, alat rumah
tangga seperti kapak
2.6 Orientasi Nilai Budaya
Kluckhohn dalam
Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan sebuah konsep
beruanglingkup luas yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga suatu
masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu
satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai
budaya.
Secara fungsional
sistem nilai ini mendorong individu untuk berperilaku seperti apa yang
ditentukan. Mereka percaya, bahwa hanya dengan berperilaku seperti itu mereka
akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang
melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah
merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem
nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut
merupakan wujud ideal dari lingkungan sosialnya. Dapat pula dikatakan bahwa
sistem nilai budaya suatu masyarakat merupakan wujud konsepsional dari
kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para individu
warga masyarakat itu.
Ada lima masalah pokok
kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara
universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut
adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3)
hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia
dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia
sesamanya.
Pola orientasi nilai
budaya yang hitam putih tersebut di atas merupakan pola yang ideal untuk masing
– masing pihak. Dalam kenyataannya terdapat nuansa atau variasi antara kedua
pola yang ekstrim itu yang dapat disebut sebagai pola transisional. Kerangka
Kluckhohn mengenai lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi
nilai budaya manusia dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Skema Kluckhohn: Lima Masalah Dasar Yang
Menentukan Orientasi Nilai Budaya
Manusia
Masalah Dasar
Dalam Hidup
|
Orientasi
Nilai Budaya
|
||
Konservatif
|
Transisi
|
Progresif
|
|
Hakekat Hidup
|
Hidup itu
buruk
|
Hidup itu
baik
|
Hidup itu
sukar tetapi harus diperjuangkan
|
Hakekat
Kerja/karya
|
Kelangsungan
hidup
|
Kedudukan dan
kehormatan / prestise
|
Mempertinggi
prestise
|
Hubungan
Manusia Dengan Waktu
|
Orientasi ke
masa lalu
|
Orientasi ke
masa kini
|
Orientasi ke
masa depan
|
Hubungan
Manusia Dengan Alam
|
Tunduk kepada
alam
|
Selaras
dengan alam
|
Menguasai
alam
|
Hubungan
Manusia Dengan Sesamanya
|
Vertikal
|
Horizontal/
kolekial
|
Individual/mandiri
|
*) Dimodifikasi dari Pelly (1994:104)
Meskipun cara
mengkonsepsikan lima masalah pokok dalam kehidupan manusia yang universal itu
sebagaimana yang tersebut diatas berbeda – beda untuk tiap masyarakat dan
kebudayaan, namun dalam tiap lingkungan masyarakat dan kebudayaan tersebut lima
hal tersebut di atas selalu ada.
Sementara itu Koentjaraningrat telah
menerapkan kerangka Kluckhohn di atas untuk menganalisis masalah nilai budaya
bangsa Indonesia, dan menunjukkan titik – titik kelemahan dari kebudayaan
Indonesia yang menghambat pembangunan nasional. Kelemahan utama antara lain
mentalitas meremehkan mutu, mentalitas suka menerabas, sifat tidak percaya
kepada diri sendiri, sifat tidak berdisiplin murni, mentalitas suka mengabaikan
tanggungjawab.
Kerangka Kluckhohn itu juga
telah dipergunakan dalam penelitian dengan kuesioner untuk mengetahui secara
objektif cara berfikir dan bertindak suku – suku di Indonesia umumnya yang
menguntungkan dan merugikan pembangunan.
Selain itu juga, penelitian variasi
orientasi nilai budaya tersebut dimaksudkan disamping untuk mendapatkan
gambaran sistem nilai budaya kelompok – kelompok etnik di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia di ciptakan pada
hakikatnya adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia harus
berinteraksi untuk mencapai kebutuhannya dengan adanya interaksi kita akan
terjalin hubungan silaturahim dengan orang lain dan mengenal kepribadian satu
sama lain seperti kepribadian bangsa timur yang identik dengan tepo seliro atau
tingkat toleransi yang tinggi dan sebagainya.
Di setiap daerah pun
memiliki budaya yang berbeda beda. Kita sebagai manusia tidak dapat terlepas
dari kebudayaan karena dimana kita tinggal disitu pula terdapat kebudayaan.
Kebudayaan sendiri memiliki wujud dan orientasi nilai budaya.
3.2 Saran
Saran yang dapat di berikan adalah
walaupun kita memiliki bermacam macam kebudayaan kita tetap harus saling menjaga
dan menghormati satu sama lain karena kebudayaan yang kita miliki kelak akan
menjadi kebanggaan tersendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://katsuyuki89.blogspot.com/2013/05/kepribadian-bangsa-timur.html
https://anwarabdi.wordpress.com/2013/04/07/ibd-pengertian-kebudayaan/
https://yanuirdianto.wordpress.com/2013/03/10/96/
http://atikkaa.blogspot.com/2012/03/faktor-faktor-yang-menyebabkan.html
https://anwarabdi.wordpress.com/2013/04/07/ibd-pengertian-kebudayaan/
https://yanuirdianto.wordpress.com/2013/03/10/96/
http://atikkaa.blogspot.com/2012/03/faktor-faktor-yang-menyebabkan.html
https://parkjiyoung.wordpress.com/2013/01/07/hubungan-manusia-dan-kebudayaan/
http://aghamisme.blogspot.com/2012/10/pengertian-kebudayaan-dan-wujud.html